Pengembangan Karakter Mahasiswa Agar Mempunyai Sikap Intelektual, Anti Kekerasan Seksual, Anti Perundungan, Anti Narkoba, Anti Korupsi, dan Kampus Sehat (Sosialisasi PKKMB FT).

Surabaya, 23 Agustus 2023 – Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik UNESA mengadakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Rabu, 23 Agustus 2023. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Auditorium E1.03 Fakultas Teknik UNESA, dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru Fakultas Teknik. Salah satu pembicara utama pada acara tersebut adalah Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag., Direktur Direktorat Pencegahan & Penanggulangan Isu Strategis UNESA, yang menyampaikan materi mengenai "Pengembangan Karakter Mahasiswa Agar Mempunyai Sikap Sebagai Intelektual, Anti Kekerasan Seksual, Anti Perundungan, Anti Narkoba, Anti Korupsi, dan Kampus Sehat."
Dalam sesi materinya, Prof. Mutimmatul menekankan pentingnya mahasiswa UNESA untuk menjadi pribadi yang excellent, dengan menegakkan nilai-nilai positif di lingkungan kampus. Ia menyebutkan bahwa mahasiswa yang baik adalah mereka yang bebas dari tiga dosa besar, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Selain itu, mahasiswa UNESA diharapkan juga dapat memerangi narkoba dan korupsi, karena tindakan-tindakan tersebut sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan tinggi.
"Jika sudah diterima dan menjadi bagian dari Universitas Negeri Surabaya, maka kita harus menjadi mahasiswa yang excellent. Cara menjadi mahasiswa excellent adalah dengan menjauhi tiga dosa besar di perguruan tinggi: perundungan, kekerasan seksual, intoleransi, serta anti narkoba dan korupsi. Tindakan tersebut tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang kita jalani," ujar Prof. Mutimmatul.
Ia juga menjelaskan dasar hukum terkait pencegahan kekerasan dan tindakan intoleransi di lingkungan perguruan tinggi, merujuk pada Permendikbud RI No. 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan & Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, serta Permendikbud RI No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Dalam sesi materi tersebut, Prof. Mutimmatul juga memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai kekerasan seksual dan perundungan. Ia menjelaskan bahwa kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang merendahkan, menghina, melecehkan, atau menyerang tubuh dan fungsi reproduksi seseorang karena ketimpangan relasi kuasa dan gender. Hal ini dapat berakibat pada penderitaan psikis atau fisik serta mengganggu kesehatan reproduksi dan menghambat akses pendidikan yang aman.
Selain itu, beliau menjawab sejumlah pertanyaan dari mahasiswa terkait praktik korupsi di kalangan mahasiswa. Prof. Mutimmatul menjelaskan bahwa praktik korupsi yang sering terjadi di lingkungan perguruan tinggi meliputi plagiarisme, penyuapan dalam penilaian, jual beli jasa tugas dan ujian (joki), pemalsuan dokumen, serta penyalahgunaan dana organisasi untuk kepentingan pribadi.
Beliau juga memaparkan beberapa contoh kasus yang telah ditangani oleh Satuan Tugas PPKS UNESA, termasuk kasus kekerasan dalam pacaran, revenge porn, penyebaran foto bernuansa seksual di media sosial, dan ancaman terhadap korban kekerasan seksual.
"Saya ingin mengingatkan kepada semua mahasiswa jika mengalami, mengetahui, atau mendengar perundungan, pelecehan, atau kekerasan seksual, untuk segera melapor kepada hotline Satgas PPKS di 085852885850," kata Prof. Mutimmatul, menutup sesi.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya UNESA untuk membentuk generasi muda yang memiliki karakter yang kuat, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama, serta memastikan kampus yang bebas dari tindakan kekerasan dan penyalahgunaan.
Share It On: