Analisis Kebutuhan Mitigasi Kebencanaan Di Kepulauan Madura

Tahun 2021, SMCC Unesa melakukan penandatanganan MOU dengan RSTKA (Rumah Sakit Kasatria Airlangga) Universitas Airlangga. MOU tersebut ditindaklanjuti dengan sejumlah kegiatan bersama antara SMCC dan RSTKA Unair. Tahun 2022, SMCC Unesa melanjutkan kegiatan bersama dengan RSTKA Unair.
Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah melibatkan tiga aspek yaitu ancamam (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya. Resiko akan berbanding lurus dengan kerentanan dan ancaman, dan berbanding terbalik dengan kapasitas mitigasi. Hubungan tersebut secara sederhana dapat dipahami bahwa resiko bencana akan meningkat bila tingkat ancaman juga tinggi, resiko bencana juga akan meningkat bila tingkat kerentanan juga tinggi. Resiko bencana bisa diturunkan bila kapasitas mitigasi (ketahanan, kesiap-siagaan) bencana dari masyarakat meningkat.
Oleh sebab itu, SMCC UNESA yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA UNAIR) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS) 42 mencoba untuk menganalisis potensi-potensi bencana yang ada di daerah Kepulauan Madura antara lain yaitu Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil, dan Pulau Sapeken. Dengan adanya program “Analisis Mitigasi Kebencanaan diKepulauan Madura” harapannya adalah masyarakat juga mendapatkan pengetahuan dan resiko untuk menghadapi bencana alam serta melakukan tindakan mitigasi bencana, kajian resiko bencana dan praktik dalam menghadapi bencana. Tim SMCC juga membantu terlibat pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang melibatkan tim RSTKA, ITS, serta sejumlah Fakultas di Universitas Airlangga.
Share It On: